Aku selalu bagai punya jiwa bila harus menulis
tentang rasa, kasih, sayang dan cinta. Sama halnya seperti aku kini, aku
menuliskan semua ini juga karena cinta. Rasanya aku, kamu mungkin kalian juga
pernah atau sering mendengar “kalau jodoh
tak kan lari kemana”, sepertinya kalimat itu ada benarnya juga, mungkin
ketika hati tak lagi bersama, tak lagi berjalan beriringan, lantas semua
kebersamaan diwaktu lalu seperti sia-sia, tak ada lagi rasa, tak ada lagi kasih
juga tak ada lagi cinta. Perpisahan identik dengan kecewa, dengan kesedihan
yang panjang, terpuruk, sakit hati atau banyak rasa didalam perpisahan, mungkin
aku, kamu atau kalian berfikir bahwa segala rasa yang telah dibina, dibangun untuk
mewujudkan kesatu tahap paling akhir, yaitu pernikahan semua bagai hilang
ditelan amarah, kecewa bahkan nestapa, dan ketika perpisahan menjadi salah
satunya jalan terbaik, lalu... aku, kamu juga kalian bersama-sama mengatakan
bahwa “kita tak berjodoh”.
Namun, tak ada yang tak mungkin di dunia ini, tak
ada yang tak bisa jika sang maha punya cinta turut serta meramaikan rasa.. hati..
kasih.. dan cinta kepada semua umatNya. Mungkin kini perpisahan menjadi jalan
yang terbaik menurut pikiran kita manusia, tapi tetap saja Tuhan tak pernah
menyetujuinya. Selayaknya kita sebagai manusia sadar akan hal itu. Yah, begitulah adanya semua kisah dihidup ini,
aku yakin Tuhan pasti punya rencana lain, aku dan kamu tak ditakdirkan untuk
selalu bersama, selalu seirama mengarungi semuanya saat ini hingga nanti. Selepas
perpisahan, kita seolah sama-sama lari dari masa lalu, lari karena takut.. sedih.. juga kecewa yang tiada batas. Aku tak mengerti, mengapa harus
kita lakukan itu. Bukankah perpisahan seharusnya menjadikan kita untuk belajar
memahami, menyikapi masalah yang ada kenapa kita hingga berpisah?, rasanya itu
semua hanya pikiranku saja, yang belum tentu jadi pikiranmu atau kalian. Aku
menerima itu semua.
Aku tak ingin kau menganggap aku seolah tak punya
hati, mengapa aku bisa dengan mudah memahami akan perpiahan ini? Sementara kau
tidak. Bukan salahku, bukan salahmu juga bukan salah kita. Lalu kamu pasti
berkata, “aku butuh waktu, butuh proses
untuk bisa seperti kamu”, akupun sangat mengerti. Semua telah berakhir,
kita masing-masing lalu larut akan masa lalu, seolah pergi saja begitu tiba-tiba,
yaaa... mungkin jawabnya adalah waktu. Waktu yang menenggelamkan kita akan
hari-hari setelah perpisahan. Kamu entah dimana dan bersama siapa, begitupun
aku. Kita sama-sama tengah asyik menikmati dunia baru. Dan tahukah aku, kamu
atau kalian? Disaat kita sudah bisa mulai menikmati dunia kita masing-masing.
Lalu Tuhan nyatanya tak tinggal diam setelah diwaktu lalu kita dipisahkan.
Tuhan selalu punya rencana buat semua umatNya, aku
percaya akan itu, kamu?. Saat itulah dengan tiba-tiba pula Tuhan mempertemukan
kita kembali. Aku, kamu, kalian yang entah dimana, bersama siapa, siap atau tidak.
Yaa.. tapi begitulah cara Tuhan kepada setiap umatNya. Jangan tanya aku siap
atau tidak dengan semua kondisi dan situasi yang Tuhan beri, bahwa kini kita
dipertemukan kembali. Kau tampak berbeda dari entah berapa tahun lalu kita
dipisahkan Tuhan dengan caraNya. Melihatmu kembali, seolah membuat semua memori
yang ada di otakku menjadi tersentak. Tak bermaksud untuk berflashback, tapi
begitulah otakku bekerja. Aku, kamu atau kalian pasti hanya terdiam kaku tak
berdaya, lalu didalam hati bertanya “ya Tuhan, sungguhkah dia yang ada dihadapanku,
seseorang dimasa lalu yang hampir tak pernah kuutik, tak pernah lagi kucoba
untuk membuka memori diwaktu lalu”, tapi kini, ia dihadapanku.
Entah harus merasa bahagia, atau dengan apa
menyikapi pertemuan ini. Semua seperti telah diatur oleh yang maha menciptakan
waktu. Kita kini bersama, berbicara tentang diri masing-masing setelah sekian
lama tak tahu keberadaan kita, dan nyatanya aku, kamu telah pernah menjalani
pernikahan sebelumnya, dan berpisah dari pasangan kita masing-masing. Lalu,
sekarang harus apa? Mengapa Tuhan mempertemukan kita kembali?, aku tak
mengerti. Atau mungkin Tuhan telah merasa bahwa kita sudah banyak belajar dari
hubungan diwaktu lalu, hingga kita terpisah dan bersama dengan orang lain,
kemudian kini kita telah sama-sama sendiri lagi. Aaahhh... mengapa jadi banyak
pertanyaan. Bukankah kita sering mendengar “semua akan indah pada waktunya”,
mungkin inilah waktunya. Tatkala hati.. rasa.. yang kita punya diwaktu lalu
masih tersimpan rapih disudut hati, yang tak pernah aku, kamu buka kembali, hari
ini.. kita sama-sama telah membukanya kembali dengan penuh cinta. Apakah aku,
kamu atau kalian harus menyambut semua itu? Atau membiarkan semuanya berjalan
apa adanya, kita masih sama-sama saling menyimpan semua rasa dimasa lalu,
nyatanya itu tak pernah benar-benar terhapus oleh waktu.
Inikah yang namanya “kalau jodoh tak kan lari
kemana” atau “jodoh pasti bertemu” walaupun harus banyak melewati semua ujian
hati, rasa, dan cinta sampai kita dipisahkan lalu kemudian dipertemukan kembali
disuatu waktu yang lain? Entah, ku sendiri tak bisa menjawab soal itu. Yang aku
tahu semua itu kuasa yang maha menciptakan kita, dan aku bahagia dengan semua
rencana Tuhan kepadaku. Aku kini mengerti, bahwa “tak ada jarak yang panjang,
dan tak ada waktu yang benar-benar lama untuk CINTA”, semua hadir atas
kehendakNya. Jangan pernah menutup diri akan sebuah masa lalu, bila nyatanya
sang pecipta membuka kembali hati, rasa juga cinta disetiap umatNya. Aku menerima
pemahaman tentang ini, kamu..?
love -missmariska- 4 march 2013 ; 20.10WIB.
"PLEASE DON'T COPY PASTE AND CAPTURE THIS BLOG WITHOUT MY PERMISSIONS..!"
"DILARANG KERAS MENGCOPY-PASTE, MEMINDAHKAN KE BLOG LAIN ATAU MENYIMPAN DALAM BENTUK APAPUN, MOHON PENGERTIANNYA, TENGKYU"
"PLEASE DON'T COPY PASTE AND CAPTURE THIS BLOG WITHOUT MY PERMISSIONS..!"
"DILARANG KERAS MENGCOPY-PASTE, MEMINDAHKAN KE BLOG LAIN ATAU MENYIMPAN DALAM BENTUK APAPUN, MOHON PENGERTIANNYA, TENGKYU"