Maaf kalo aku mengecewakanmu, membuatmu banyak
berharap tentang aku..., kata-kata itu kalimat terakhir kuucapkan ketika jalan
yang dulu begitu seiring sejalan, namun nyatanya akhir segala rasa dihati kita
tak lagi sejalan, aku mau perpisahan ini tak mengubah segala asa segala rasa
yang dulu pernah ada antara aku dan kamu. Aku mau kita tetap bersama seperti
awal pertemuan kita, selayaknya teman sahabat sama seperti kebanyakan
manusia-manusia didunia lainnya. Namun nyatanya sulit, hatimu terlau keras,
sedang kita tau bahwa tak ada batu yang keras kalau ditetesi air setiap hari
dan terus menerus, apakah hatimu tak bisa untuk sedikit saja melunak? Dulu
begitu tertumpah segala rasa segala cinta yang kau beri, namun kini? Aku seolah
tak paham lagi tentang dirimu. Dulu kerasnya hatimu mampu membentur benteng
keegoan keangkuhan, tapi kini? Rasanya teramat sulit.
Kau seperti bukan yang aku kenal dulu. Kenapa
pertemuan dan adanya perasaan harus ada jika disaat perpisahan dirimu begitu
sulit memaafkan begitu sulit menempatkan diri begitu sulit menerima perbedaan
rasa dihati. Kita dulu sama-sama menyayangi mencintai sepenuh jiwa, berjanji
untuk memperlihatkan pada dunia, pada manusia lain, pada Tuhan yang telah
memberi segala rasa cinta kasih kita, namun semua janji itu harus terhempas
oleh keadaan oleh situasi dan kondisi juga mungkin oleh Tuhan, aku yang salah,
aku menyerah kalah. Tapi tak dapatkah kau untuk lebih bijak lebih dewasa dalam
persoalan ini. Bagiku ini begitu mudah untuk dipahami, aku menerimamu dari awal
kita bertemu sampai adanya perasaan, lalu harus berakhir dipersimpangan dan
berpisah. Aku selalu memahami kamu, aku selalu belajar tentang kamu, nyatanya
kamu benar-benar menutup semua pintu hati untuk menerima keadaan ini.
Kenapa perpisahan menjadikan kita bermusuhan?
Menjadikan kita menutup semua silaturahim. Bukankah adanya perasaan adanya rasa
sayang rasa cinta terjadi atas kehendakNya. Lalu, kenapa kau tak benar-benar
paham dan menerima? Aku salah, harusnya dulu kita tak pernah bertemu, harusnya
aku bisa menepis semua rasa yang Tuhan beri untuk kita berdua. Namun aku tak
pernah menyesal tentang itu, aku menyadari bahwa kebersamaan kita diwaktu lalu
adalah anugerah, adalah fase perjalanan hidupku juga mungkin hidupmu. Maafkan
akuuu... maaf. Apakah aku terlalu menyakiti hatimu, perasaanmu? Sehingga kau
benar-benar mungkin membenciku kini. Tak ada yang lebih kupinta darimu, selain
melihatmu bahagia bersama seseorang yang baru disana.
Jangan kau kira aku mudah menerima semua ini, aku
akui ini berat buatku. Lalu aku harus apa? Aku harus seperti siapa mesti
bersikap?, harus bagaimana menyikapi keadaan siatuasi ini? Coba beri aku
penjelasan. Kau seolah tak peduli dengan perasaanku. Aku seperti ini agar kau
tau bahwa aku menginginkan kau bahagia bersamanya.
Aku tak ingin kita menjadi manusia aneh yang kita
ciptakan karena keadaan situasi dan kondisi kita. Bukan aku tak terima semua
keputusanmu, aku mengerti akan kita. Bukankah Tuhan memberi kita banyak rasa
cinta kasih untuk semua makhluk yang Tuhan ciptakan?. Namun terkadang aku kamu
juga kita tak mau menerima semua ini. Aku mundur menghadapimu, aku menyerah.
Maaf atas semua yang pernah terjadi. Semoga kita bisa saling mendoakan, untuk
semua kehidupan dimasa datang.
Buat semua rasa cinta kasih dan sayang yang Tuhan
beri pada aku, kamu, kita, dan semua umatNya.
Love –missmariska- 10:30WIB ; 1 march 2013
"PLEASE DON'T COPY PASTE AND CAPTURE THIS BLOG WITHOUT MY PERMISSIONS..!"
"DILARANG KERAS MENGCOPY-PASTE, MEMINDAHKAN KE BLOG LAIN ATAU MENYIMPAN DALAM BENTUK APAPUN, MOHON PENGERTIANNYA, TENGKYU"
"PLEASE DON'T COPY PASTE AND CAPTURE THIS BLOG WITHOUT MY PERMISSIONS..!"
"DILARANG KERAS MENGCOPY-PASTE, MEMINDAHKAN KE BLOG LAIN ATAU MENYIMPAN DALAM BENTUK APAPUN, MOHON PENGERTIANNYA, TENGKYU"
No comments:
Post a Comment